NgorbIT Bersama Fasilkom: Digitalisasi Pengelolaan BUMDES
15 Mei 2020, 10:59:49 Dilihat: 425x
Kepedulian Universitas Narotama yang memiliki local genuine UMKM terhadap peran penting desa dalam peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia sangat besar. Dimana pemberdayaan ekonomi rakyat desa menjadi salah satu titik sentral melalui adanya anggaran dana desa dalam APBN. Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Narotama berupaya memberikan solusi melalui kegiatan NgorbIT secara daring (online) bertema Digitalisasi Pengelolaan BUMDES, Sabtu (9/5/2020).
Acara NgorbIT yang dibuka oleh Dekan Fasilkom Aryo Nugroho, ST, S.Kom, MT ini sekaligus memberikan wawasan kepada mahasiswa dan publik akan potensi dari pengembangan teknologi informasi di pedesaan. Acara ini diikuti via Google Meet dan streaming di aplikasi Youtube. Peserta sebanyak 57 orang dari berbagai latar belakang. Profil peserta tercatat dari mahasiswa, anggota DPRD, dosen dari beberapa kampus dan direktur BUMDES di wilayah Kabupaten Malang dan lain-lain
Dikutip dari siaran pers Kemendagri 17/2/2020, tahun 2020 rata-rata dana desa yang berasal dari APBN mencapai Rp.960.000.000 per desa. Dana masih ditambah lagi dengan alokasi dana desa dari APBD. Untuk mendorong desa menjadi desa sejahtera dengan kekuatan swadaya, maka pemerintah memberikan kewenangan penuh pada desa dalam hal pengelolaan dana desanya itu. Kekuatan desa ini memiliki payung hukum UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Sesi pertama BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) disampaikan oleh Dr. Ir. Daniel Rohi, M.Eng.Sc. IPM, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur Komisi B. BUMDES adalah entitas bisnis milik desa yang didirikan untuk keperluan mengelola potensi yang dimiliki oleh desa. Pendirian BUMDES dilandasi oleh Undang-Undang no 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP no 72 tahun 2005 tentang Desa. Adapun urgensi BUMDES adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mewujudkan kemandirian masyarakat desa, memberdayakan ekonomi masyarakat desa dan mendorong peningkatan pelayanan standar.
Daniel Rohi berpesan agar BUMDES dikelola secara baik dan tidak mengulangi kesalahan dari BUMN, yaitu cenderung lambat dalam mengambil keputusan, keberlangsungan hidup tergantung dengan niat para penentu kebijakan dan rawan terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). BUMDES ini akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa jika dikelola personil yang mampu menerjemahkan fungsi bisnis dengan baik. Karena itu perlu adanya aturan tata kelola dan digitalisasi yang memandu pelaksanaan bisnis.
Sesi kedua yaitu Aplikasi Pengelolaan BUMDES yang disampaikan oleh Manager IT dari PT. Panca Anugrah Integrasindo (PANIGRA), Agiz Yuroskha Leonard, S.Kom.
Agiz mempresentasikan tentang aplikasi pengelolaan BUMDES dari PANIGRA. Aplikasi ini dapat membantu desa dalam mengelola BUMDES secara transparan. Fitur yang tersedia dalam aplikasi ini adalah: digitalisasi pengelolaan dan pelaporan sistem keuangan BUMDES, marketplace / ecommerce desa, terhubung dengan sistem perbankan nasional, dan transaksi cashless melalui perangkat Smartphone Android.
Aplikasi yang dikembangkan ini telah digunakan oleh setidaknya 15 desa di berbagai wilayah. Aplikasi ini menggunakan pola Software as Service (SAS) sehingga BUMDES dapat menggunakan aplikasi ini sesuai kebutuhan. Pola ini juga membantu BUMDES baru untuk memanfaatkan aplikasi ini tanpa memikirkan investasi awal yang besar.
Dalam presentasi ini juga ditunjukkan bahwa aplikasi ini mampu membantu menaikkan pendapatan dari sebuah BUMDES. Digitalisasi pengelolaan BUMDES telah membantu tata kelola secara tertib dan transparan. Sebelum acara NgorbIT berakhir dilangsungkan tanya jawab dengan peserta. [ryo,UN]
FOTO: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama mengadakan kegiatan NgorbIT secara daring (online) bertema Digitalisasi Pengelolaan BUMDES, Sabtu (9/5/2020).