Program Perang Lawan Rentenir OJK Jaring 48.745 Debitur
11 Desember 2020, 09:00:02 Dilihat: 417x
Jakarta -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong masyarakat mengakses kredit melalui perbankan atau lembaga pembiayaan lainnya untuk melawan rentenir. Caranya dengan menyediakan pembiayaan khusus lewat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara mengatakan ada tiga model kredit yang diluncurkan untuk menangkal rentenir, yakni kredit dengan proses cepat, kredit berbiaya rendah dan kredit dengan proses cepat dan berbiaya rendah.
Hingga saat ini, kredit tersebut telah diserap oleh 48.745 debitur dengan total dana mencapai 588,97 miliar.
"Ini baru diluncurkan yang pertama bulan Juni 2020. Kenapa harus cepat dan rendah? Karena mau melawan rentenir. Ini akan kita dorong terus replikasi di tempat lain karena ini baik," ucap Tirta dalam video conference, Senin (7/12)
Meski demikian, lanjut Tirta, sampai sekarang OJK belum mematok target berapa besar kredit murah dan cepat untuk melawan rentenir itu tumbuh tiap tahunnya.
"Kami belum menargetkan angkanya. Beda dengan program yang business matching di bulan inklusi keuangan kemarin, kami targetkan pembiayaan bisa sampai Rp4 triliun-an dan pembiayaan totalnya bisa melewati target," ucap Tirta.
Yang jelas, kata dia, program tersebut terus disosialisasikan agar masyarakat berhenti total meminjam uang dari rentenir.
"Targetnya adalah masyarakat jangan pinjam lagi ke rentenir, jangan ada lagi masyarakat yang terjebak dengan bunga tingginya rentenir," imbuhnya.
Kendati demikian, ia berharap jumlah debitur kredit cepat dan murah itu dapat tumbuh rata-rata 10 persen per tahunnya dan makin banyak masyarakat yang tersambung dengan perbankan atau lembaga pembiayaan formal lainnya.
"Sekitar10 persen lah, atau angkanya targetnya 55 ribu debiturnya di tahun depan. jumlahnya naik 10 persen, syukur-syukur bisa lebih. Jadi yang penting kalau minjam mesti ke lembaga keuangan formal. Misalnya fintech peer to peer lending harus yang mudah dan jelas," tandas Tirta.
Sumber : cnnindonesia.com