OJK Luncurkan Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi
09 Januari 2021, 09:00:00 Dilihat: 461x
Jakarta -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya meluncurkan layanan securities crowdfunding (SCF) atau urun dana berbasis teknologi. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan hal ini memudahkan anak-anak muda maupun pelaku UMKM untuk melakukan pengumpulan dana melalui pasar modal.
"Hari ini spesial kami meluncurkan securities crowdfunding. Artinya bahwa anak-anak muda yang mendapatkan SPK dari pemerintah atau proyek-proyek pemerintah yang notabene secure silahkan raising fund melalui pasar modal," ucapnya dalam Pembukaan Perdagangan BEI 2021, Senin (4/1).
Wimboh mengatakan potensi securities crowdfunding di Indonesia masih cukup besar. Hal ini terlihat dari besarnya penerbit yang melakukan penghimpunan dana di pasar modal tahun lalu.
Per 21 Desember 2020, misalnya, terdapat 126 penerbit yang mengumpulkan dana lewat equity crowdfunding senilai Rp178,4 miliar dan 37,2 ribu investor. Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) memperkirakan 300 miliar akan terhimpun melalui securities crowdfunding tahun ini.
Belum lagi, kata Wimboh, ada potensi sangat besar untuk proyek-proyek elektronik dengan pemerintah yang mencapai Rp74 triliun dengan melibatkan sekitar 160.000 UMKM.
"Ini adalah potensi yang besar untuk kita raising fund di pasar modal ," tuturnya.
Di sisi lain, OJK juga akan melibatkan ALUDI untuk menjaga ekosistem industri layanan urun dana yang sehat dengan merumuskan code of conduct dan melakukan pengawasan.
"ALUDI yang menaungi raising fund di pasar modal yang kaitannya dengan dana securities crowdfunding tersebut akan bersama-sama untuk mendampingi dan membina serta menertibkan apabila ada hal-hal yang melanggar market conduct sehingga investor nanti bisa terlindungi kepentingannya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Wimboh mengatakan securities crowdfunding juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif portfolio investasi investor muda, apalagi di tengah keterbatasan ruang untuk konsumsi sehingga dana yang ada dapat dialirkan ke pasar modal.
"Anak-anak muda yang biasanya piknik, spending, sekarang ruang piknik dan spending terbatas, sehingga silakan uangnya dimasukkan ke pasar modal melalui investasi yang kami ciptakan semua elektronik, tidak perlu hadir fisik, menggunakan internet," terangnya.
OJK, lanjut Wimboh, juga telah menginisiasi adanya disbursement fund untuk mengurangi risiko kerugian investor. "Yaitu apabila nanti adanya hal yang diperlukan jika ada kompensasi investor yang mengalami kerugian," tandasnya.
Sumber : cnnindonesia.com