Neraca Perdagangan RI Surplus US$1,96 M pada Januari 2021
15 Februari 2021, 09:00:06 Dilihat: 402x

Jakarta -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$1,96 miliar secara bulanan pada Januari 2021. Realisasi itu lebih rendah dari surplus US$2,1 miliar pada Desember 2020, namun lebih tinggi dari defisit US$640 juta pada Januari 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai US$15,3 miliar pada Januari 2021. Nilainya turun 7,48 persen dari US$16,54 miliar pada Desember 2020.
Sedangkan, nilai impor mencapai US$13,34 miliar. Nilainya turun 7,59 persen dari US$14,44 miliar pada bulan sebelumnya.
"Dari siklus selalu ada penurunan di Januari karena di Desember banyak kegiatan. Tapi surplus ini lebih bagus dari Januari 2020 sehingga memberi harapan pada pemulihan ekonomi," papar Suhariyanto saat rilis data neraca perdagangan periode Januari 2021, Senin (15/2).
Secara rinci, kinerja ekspor ditopang oleh ekspor minyak dan gas (migas) mencapai US$880 juta miliar atau turun 13,24 persen pada bulan sebelumnya. Penurunan terjadi justru di tengah kenaikan harga minyak.
"Harga ICP Desember 2020 dari US$47,8 per barel naik menjadi US$53,17 per barel," ujarnya.
Sementara ekspor nonmigas sebesar US$14,42 miliar atau melorot 7,11 persen persen. Menurutnya, penurunan ekspor terjadi karena turunnya harga sejumlah komoditas.
"Beberapa komoditas yang turun harganya minyak kelapa sawit turun 2,5 persen, karet 12 persen," jelasnya.
Namun, ada beberapa komoditas yang harganya meningkat. Misalnya batu bara 4,58 persen, minyak kernel 11,98 persen, tembaga, timah, dan emas.
Total ekspor nonmigas mencapai 94,22 persen dari total ekspor Indonesia pada bulan lalu. Mulai dari ekspor industri pertanian yang turun 22,19 persen menjadi US$340 juta, industri pengolahan turun 7.15 persen menjadi US$11,99 miliar, dan industri pertambangan turun 3,81 persen menjadi US$2,09 miliar.
Kendati turun secara bulanan, ekspor berdasarkan sektor sejatinya tumbuh dua angka secara tahunan. Tercatat, industri pertanian naik 13,91 persen, industri pengolahan 11,72 persen, dan tambang 16,92 persen.
"Ini kabar yang menggembirakan, naik dua digit secara yoy," imbuhnya.
Berdasarkan kode HS, peningkatan ekspor terjadi di komoditas bahan bakar mineral, tembaga dan barang daripadanya, pulp dari kayu, karet dan barang dari karet, dan alas kaki.
"Beberapa peningkatannya terjadi karena kenaikan volume. Utamanya kita ekspor ke China dan India," tuturnya.
Sementara penurunan ekspor terjadi di komoditas bijih, terak, dan abu logam, lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik, dan kopi, teh serta rempah-rempah.
"Penurunan utamanya ke Jepang," ujarnya.
Berdasarkan negara tujuan ekspor, peningkatan nilai ekspor nonmigas terjadi ke Thailand sebesar US$60,4 juta, Myanmar US$38,2 juta, Ukraina US$38 juta, Mesir US$34,9 juta, dan Spanyol US$32 juta.
Penurunan ekspor terjadi ke India mencapai US$315,4 juta, China US$268,8 juta, Amerika Serikat US$193,9 juta, Malaysia US$121,3 juta, dan Taiwan US$106,4 juta.
Kendati begitu, pangsa ekspor Indonesia tidak berubah, yakni terbanyak masih ke China mencapai 21,16 persen. Setelah itu ke AS dan Jepang, masing-masing 11,63 persen dan 8,66 persen.
Dari sisi impor, impor migas sebesar US$1,5 miliar atau naik 4,73 persen dari bulan sebelumnya. Sementara impor nonmigas senilai US$11,79 miliar atau turun 9 persen.
"Impor masih mengalami kontraksi karena impor migas masih naik, tapi nonmigasnya turun sampai 9 persen," jelasnya.
Suhariyanto mencatat penurunan impor terjadi di barang konsumsi sebesar 17 persen menjadi US$1,42 miliar.
"Ada beberapa yang turun cukup dalam seperti bawang putih dari China, impor animal frozen dari India, apel dari China juga turun, kemudian juga ada penurunan milk and cream and powder dari New Zealand, dan satu lagi anggur segar dari China," paparnya.
Lalu, impor bahan baku/penolong melorot 2,62 persen menjadi US$9,93 miliar dan barang modal anjlok 21,23 persen menjadi US$1,99 miliar. Penurunan impor bahan baku berupa soya bean dari Argentina, otomotif diesel fuel dari Singapura, mesin dari China dan Italia.
Berdasarkan kode HS, kenaikan impor berasal dari komoditas produk farmasi, gula dan kembang gula, biji dan buah mengandung minyak, kendaraan dan bagiannya, dan plastik dan barang dari plastik.
Sementara penurunan impor berasal dari komoditas mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, ampas/sisa industri makanan, perangkat optik, dan kapal perahu serta struktur terapung.
Berdasarkan negara asal impor, penurunan impor nonmigas terjadi dari China mencapai US$293,4 juta, Brasil US$293 juta, Perancis US$129,1 juta, Ukraina US$93,6 juta, dan Hong Kong US$74 juta.
Sebaliknya, peningkatan impor terjadi dari Afrika Selatan sebesar US$77,9 juta, Kanada US$30,4 juta, Pakistan US$21,3 juta, Vietnam US$18,2 juta, dan Finlandia US$11,1 juta.
Sumber : cnnindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.