Ternyata Ini Biang Kerok Kenapa Saham-saham Big Cap Jeblok!
19 Maret 2021, 09:00:01 Dilihat: 450x

Jakarta - Emiten big cap alias saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) di atas Rp 100 triliun umumnya memberikan “jaminan” keamanan investasi. Hal itu karena biasanya perusahaan kategori ini punya prospek bisnis ini bagus dan fundamental oke.
Kendati demikian, mengacu data BEI ada beberapa saham big cap yang sebetulnya belum mampu memberikan cuan besar sejak Januari hingga saat ini. Tapi ada pula saham-saham big cap justru memberikan return negatif.
Head Of Equity Trading PT MNC Sekuritas Medan, Frankie WP mengungkapkan ternyata jatuhnya saham-saham big cap lantaran banyaknya investor ritel yang semakin besar.
"Kalau aku boleh bilang, ini disebabkan oleh jumlah investor ritel sejak tahun lalu sudah meningkat pesat. Jadi kalau komposisi investor ritel pada saat ini sudah lebih besar dibandingkan institusi, dana pensiun, asuransi, reksa dana, itu malah komposisi investor retail malah paling besar, di 34,6%," kata Frankie WP dalam Investime, CNBC Indonesia Senin malam (15/03/2021).
Dia menuturkan hal ini tentu membuat saham big cap merosot lantaran investor ritel cenderung melepas porsi saham akibat beralih ke saham-saham lain yang cepat memberikan keuntungan.
Investor ritel yang masuk ke saham big cap dengan modal kecil, tapi punya prinsip ingin hasil cepat dari sisi keuntungan.
"Jadi bayangkan sepertiga, third of the pie, itu dikuasai oleh investor ritel. Yang kita tahu, investor ritel adalah approach-nya, strateginya beda dengan institusi. Di mana kalau institusi itu, kalau masuk dananya gede, mereka akan masuk ke big caps atau ke blue chips. Sedangkan investor ritel, mereka lebih pengennya something quick. Itu yang menyebabkan jadinya shifting, yang big caps jadi anjlok," ungkap dia.
Adapun alasan lainnya yaitu dipengaruhi oleh momentum stocks. Hal ini misalnya pernah terjadi pada emiten-emiten farmasi yang sedang tren sehingga para investor banyak beli saham farmasi ketimbang perbankan.
"Kalau saya boleh bilang istilahnya adalah momentum stocks, kayak mungkin di awal tahun ini ada emiten-emiten farmasi. Semua orang akan bilang "wah vaksin akan bagus" dan sebagainya. Semua retail belinya ke farmasi. Sekarang itu banking memang bagus, tapi nggak semua banking juga. Yang dikejar itu malah banking yang digital bank," ucap dia.
Data BEI mencatat, beberapa saham big cap memang masih belum memberikan cuan besar sejak awal tahun.
Misalnya PT Astra International Tbk (ASII) dengan kapitalisasi pasar Rp 229 triliun, sahamnya minus 6,22% di level Rp 5.650/saham dengan asing net sell Rp 1,65 triliun secara year to date.
Berikutnya saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan market cap Rp 250 triliun, sahamnya anjlok 11% sejak awal tahun dan net sell Rp 4,47 miliar.
Lalu lainnya yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) sahamnya minus 5% dengan kapitalisasi pasar Rp 166 triliun.
Sumber : cnbcindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.