Saham Bank The Big Four vs Bank Digital, Jadi Pilih Mana?
26 April 2021, 09:00:02 Dilihat: 471x
Jakarta - Ada beberapa hal yang menjadi acuan saat memilih saham-saham perbankan, apalagi ditambah masuknya bank-bank yang mulai masuk segmen bank digital.
Sebab itu, analis PT BRI Danareksa Sekuritas, Eka Savitri, menegaskan hal terpenting yang menjadi pertimbangan memilih saham ialah fundamental perbankan tersebut.
"Fundamental saja, saya masih lebih suka saham-saham big caps [kapitalisasi besar], secara bisnis model seperti apa," ujar Eka Savitri kepada CNBC Indonesia dalam acara BRI Cuap Cuap Cuan Berkah, Kamis (22/4/2021).
Apalagi, lanjutnya, banyak hal yang harus dilihat terkait bagaimana kondisi tahun ini. Bank-bank mana yang fokus dan kuat di segmen tertentu misalnya korporasi hingga UMKM, atau bahkan segmen pembiayaan perumahan.
Tak hanya indikator tersebut, faktor lain seperti laju kredit (loan growth), margin bunga bersih (net interest margin/NIM), tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) hingga kredit bermasalah atau NPL (non performing loan) juga masih harus menjadi acuan. Untuk NPL misalnya, perlu mengetahui apakah naik atau turun.
"Kemudian valuasi [harga saham]. Valuasi mahal tapi punya unit bisnis model cukup bisa justifikasi," tegasnya.
Terkait dengan adanya tren bank digital, lanjutnya, berdasarkan yang diketahuinya, bank digital adalah istilah yang agak salah kaprah dimaknai investor dengan bank yang memiliki aplikasi digital.
Sebab perlu mengetahui terlebih dahulu aspirasi menjadi bank digital seperti apa. Sebab menurut dia, dari beberapa bank digital yang ada, harus ditelaah strategi digital yang akan dijalankan seperti apa.
"Harus bertumpu pada digital yang mereka ajukan. Jadi in that time akan lebih susah bertransformasi jadi digital kalau bank sebelumnya konvensional cabang sudah cukup banyak. Kenapa bank-bank kecil jadi target digital bank, karena mereka mudah dibentuk jadi digital bank," pungkasnya.
Saat ini di Bursa Efek Indonesia (BEI), empat saham big cap perbankan yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 768 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp 519 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 281 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 107 triliun.
Satu bank yang sudah memproklamirkan menjadi bank digital dan memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO), Rp 145 triliun, melewati market cap BNI.
Sumber : cnbcindonesia.com