Ngutang Untuk Kebutuhan Lebaran? Boleh Saja, Asal...
09 Mei 2021, 09:00:00 Dilihat: 1768x
Jakarta - Kenaikan pengeluaran karena Lebaran memang tidak bisa dihindari. Biasanya disaat mendesak banyak masyarakat yang kemudian meminjam uang kepada berbagai pihak. Memang tidak ada yang melarang, tapi beberapa hal harus diwaspadai agar tidak terjerat bunga utang yang tinggi.
Perencana Keuangan sekaligus pemilik Qualified Wealth Planner dan founder Gatherich, Ken Handersen memberikan tips jitu agar dana yang dipinjam bisa sesuai dengan porsi kebutuhan. Namun apabila terpaksa harus mengambil pinjaman, maka harus diperiksa lagi kondisi keuangannya sejauh mana sobat cuan bisa membayarnya.
"Kalau saya boleh anjurkan, kalau sampai pinjam uang, harus pastikan kita yakin bisa bayar," jelas Ken dalam program Evening Up, CNBC Indonesia “Cuap-Cuap Cuan Berkah Bersama BRI†dikutip Kamis (6/5/2021).
Berikut tips yang bisa diterapkan saat harus meminjam uang menjelang lebaran:
1. Buat List Pengeluaran
Ken mengusulkan sebelum sobat cuan meminjam uang kepada pihak manapun, pastikan dulu apa saja yang menjadi kebutuhan. Sesuaikan dengan uang yang dimiliki.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mencatat semua pengeluaran, prioritaskan untuk penuhi kebutuhan pokok. Harus dipastikan apa saja yang menjadi kebutuhan saat lebaran.
"Sehingga kita tahu, misalnya kita butuhnya, contoh Rp 5 juta. Misalkan saya hanya punya uang Rp 3 juta, dan ketika saya lakukan pinjaman. Maka pinjam uang selisihnya saja atau Rp 2 juta. Jangan pinjam lebih dari itu, supaya kita sanggup untuk bayar," ujarnya.
2. Pilih Pinjaman Legal
Apabila terpaksa harus meminjam kepada pinjaman online (pinjol), Ken menghimbau agar sobat cuan bisa mengajukan pinjaman kepada perusahaan pinjol legal yang terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurutnya, penarikan pinjaman lewat pinjol legal cenderung lebih aman. Pasalnya, mereka terikat dengan aturan di OJK sendiri maupun dari asosiasi, seperti tingkat suku bunga kredit, jangka waktu pinjaman, cara penagihan, perlindungan data nasabah, dan sebagainya.
Setelah itu, kata Ken, sobat cuan juga harus mengecek berapa besaran bunganya, karena setiap pinjol memiliki persentase yang berbeda. Juga pastikan, berapa jangka waktu masa pinjamannya
"Itu harus disesuaikan juga. Supaya ketika memang harus mengambil pinjaman, kita tahu risikonya apa. Mampu bayar atau enggak," tuturnya.
3. Ukur Kemampuan Bayar
Ketika mengambil pinjaman, jangan lupa memperhitungkan kemampuan bayar dan sesuaikan dengan pendapatan. Ken mengatakan porsi pinjaman bisa 30% dari total penghasilan.
"Persentasenya berapa, akan dikembalikan ke masing-masing orang. Tapi 30% sudah sangat cukup, kalau lebih dari itu, nanti takutnya mengganggu porsi keuangan yang lain," tuturnya.
Hal terpenting saat meminjam uang, adalah mengeenali potensi diri apakah sanggup membayar atau tidak. Cara yang paling sehat, menurut Ken adalah saat meminjam uang, dana penggantinya sudah ada. Dia menyarankan, sebelum mengambil pinjaman sebaiknya mencukupkan diri dengan apa yang sudah ada, dibandingkan memaksa untuk mengejar konsumsi tertentu.
"Ketika melakuakn pinjaman kita tahu ketika uang itu cair mau dipakai untuk apa. Jangan sampai kita kehilangan aset kalau kita misalkan gadaikan BPKP dan tidak bisa bayar, malah kena bunga," kata Ken.
Sumber : cnbcindonesia.com