Masih Oke Gak Koleksi Saham Ritel-Konsumer Usai Lebaran?
12 Mei 2021, 09:00:00 Dilihat: 521x

Jakarta - Menjelang momen Idul Fitri dan cairnya Tunjangan Hari Raya (THR) ternyata tidak mampu membuat semua emiten ritel dam konsumen di Bursa Efek Indonesia (BEI) tumbuh positif. Meski banyak juga yang mengalami kenaikan, namun kinerja sahamnya belum begitu memuaskan sejauh ini.
Di sisi lain, di tengah upaya bangkitkan ekonomi, Pemerintah juga berencana menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) yang dinilai akan berpengaruh pada sektor ritel dan konsumer ke depan.
Analis PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony menilai rencana ini seakan menjadi sentimen negatif bagi sektor ritel.
"Belakangan Bu Sri Mulyani [Menteri Keuangan] mau menambah PPN. Itu berpengaruh pada konsumsi masyarakat ke depan. Sekarang saja belum pulih, ditambah apabila PPN diperbesar maka konsumsi turun, sehingga nggak berdampak [positif] ke ritel maupun konsumer. Makanya saham-saham konsumer susah naik, turun terus karena memang daya beli masyarakat turun," kata Chris dalam program Investime, dikutip Kamis (6/5/21).
Rencana untuk menaikkan PPN sudah disampaikan Sri Mulyani dalam paparannya di acara Musrenbangnas 2021 secara virtual pada Selasa (4/5/2021). Dalam paparannya itu, tertulis bahwa Pemerintah RI berencana untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).
Alasannya demi menggali potensi dan peningkatan tax ratio perluasan basis pajak terutama dengan adanya era digital ekonomi dan e-commerce. Namun, rencana itu menjadi sentimen buruk pada sektor ritel.
"Untuk tahun ini saya nggak melihat sektor konsumer terlebih dahulu untuk berinvestasi dalam satu tahun ini karena daya beli masyarakat belum pulih. Kapan waktu yang tepat? mungkin Ketika daya beli masyarakat dapat kembali meningkat," sebutnya.
Daya beli konsumsi belum pulih. Menurut data Badan Pusat Statistik, konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2021 masih berkontraksi atau -2,23% secara tahunan (year on year/yoy).
Selain itu, perkembangan sektor ritel juga menurun hingga -0,24% (yoy) pada kuartal I-2021. Salah satu sentimen lainnya dengan tingginya kasus positif Covid-19 di India.
"Belakangan ter-distract dengan yang terjadi di India, jadi ketakutannya ke Indonesia dan seluruh dunia. Itu jadi pemicu orang untuk menahan daya beli serta melihat situasi lebih lanjut. Jadi konsumsi masih kurang menarik," jelas Chris.
Adapun beberapa saham sektor ritel dan konsumen yang tercatat di BEI di antaranya PT Ramayan Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF), PT Hero Supermarket Tbk (HERO), PT ACE Hardware Indonesia Tbk (ACES), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).
Lainnya di bidang konsumer di antaranya emiten PT Unilever Indonesia tbk (UNVR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Data BEI menunjukkan, saham RALS sebulan terakhir hingga perdagangan sesi II, Kamis ini (6/5), minus 8% dan year to date (ytd) turun 5%. Begitu pula saham ACES minus 3% sebulan dan ytd turun 14%. Saham UNVR bahkan ambles 16% sebulan dan ytd jeblok 24%, sementara saham turun 3% sebulan dan ytd turun 5%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.