Ini Bedanya Investasi Saham dan Kripto, Jadi Pilih Mana nih?
01 Juni 2021, 09:00:00 Dilihat: 621x
Jakarta - Aset kripto saat ini sedang naik daun, banyak investor ritel yang mulai coba-coba masuk dalam perdagangan mata uang digital ini. Bahkan ada anggapan sudah banyak investor ritel saham yang pindah ke perdagangan kripto.
Data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang menunjukkan pergerakan saham saat ini masih loyo sebagaimana ditunjukkan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lantaran belum ada sentimen yang mendorong indeks secara signifikan.
Berdasarkan data BEI, IHSG pada Jumat ini (28/5) memang ditutup naik 0,12% di 5.848. Tapi sebulan terakhir IHSG minus 1,95% dan year to date atau tahun berjalan indeks acuan utama ini minus 2,18%.
Hal ini berbeda dengan pergerakan harga aset kripto dalam beberapa minggu terakhir yang dianggap bisa memberi cuan instan dengan pergerakan harga yang agresif seperti di Bitcoin dan Dogecoin.
Bicara risiko, kedua aset ini mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Bedanya pedagangan saham bisa diprediksi dengan fundamental dan analisis teknikal karena memiliki underlying aset, sementara aset kripto tidak berbentuk, dan pergerakan harga sangat bergantung pada permintaan di pasar.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus, mengatakan jika ingin berinvestasi yang aman, maka jangan ambil investasi yang berisiko tinggi seperti Kripto.
Bisa dipiliih investasi di saham, obligasi, deposito, juga emas, sehingga jika ingin memasukkan uang berlebih untuk investasi pada portofolio kripto masih sangat berisiko.
"Perlu diversifikasi, dulu saya coba main di kripto saya anggap ini duit hilang, walaupun saat ini menorehkan cuan yang besar. Harus dipahami juga kripto ini seperti apa. Investor ritel jaman sekarang ada potensi cuan langsung sikat, kita melihat resiko juga," jelasnya dalam program Investime, CNBC Indonesia, Selasa (25/5/2021).
Dia merekomendasikan agar investor bisa mendiversifikasi portofolio pada 5%-10% dari porsi dana investasi. Dengan demikian, sebaiknya jangan semua dana investasi dimasukkan dalam aset kripto.
"Karena masuk kripto harus siap volatile-nya, ini bukan lagi bahas rumus fundamental tapi spekulasi. Kami lihat memang peluang masih ada. Tapi harus pahami risikonya," jelasnya.
Sumber : cnbcindonesia.com